KISAH HEROIK MEREBUT IRIAN BARAT (1)

TRI Komando Rakyat ( Trikora ) dikumandangkan oleh Presiden Soekarno dalam sebuah �Apel Besar� di alun-alun utara kota Yogyakarta pada 19 Desember 1961 sebagai reaksi atas sikap Belanda yang secara sepihak telah mendirikan �Dewan Papua� yang bertugas mempersiapkan pembentukan Negara Papua di bawah bayang-bayang Pemerintahan Belanda. Tri Komando Rakyat yang dicanangkan kepada seluruh Rakyat Indonesia tersebut berbunyi : Satu, gagalkan berdirinya “Negara Papua�; dua, kibarkan bendera Merah Putih di seluruh wilayah Irian Barat; tiga bersiap-siap untuk mobilisasi umum.

Sebagai tindak lanjut dari Tri Komando Rakyat tersebut, para perancang strategi perang nasional serta para senior TNI saat itu membuat suatu keputusan yang sangat penting, terutama bagi sejarah perjalanan TNI Angkatan Udara dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara. Berdasarkan pertimbangan dimensi ruang dan waktu, mereka memutuskan bahwa operasi-operasi yang dilancarkan melalui media udara adalah cara yang paling efektif dan menguntungkan. Apalagi pertimbangan dari faktor kekuatan dan kemampuan, penggunaan kekuatan AURI saat itu adalah yang paling memungkinkan karena menjelang dilancarkannya Operasi Trikora, AURI sedang berada di puncak kejayaannya.

Indonesia merupakan satu-satunya negara yang memiliki angkatan udara terkuat di belahan bumi selatan, khususnya di Asia Tenggara. Selain pesawat-pesawat bekas berbagai jenis peninggalan Belanda dan Jepang yang jumlahnya tidak kurang dari 300 pesawat, kekuatan AURI juga terus bertambah dengan adanya kontrak pembelian persenjataan militer senilai USD 2,5 miliar dari Rusia dan Polandia dengan persyaratan pembayaran jangka panjang yang tidak terlalu memberatkan Indonesia.

Skuadron-skuadron udara baru pun mulai bermunculan seiring datangnya beratus-ratus pesawat udara baru berbagai jenis dan fungsi serta peralatan militer lainnya dari Rusia dan Polandia, antara lain 41 Helikopter MI-4 (angkutan ringan), 9 Helikopter MI-6 (angkutan berat), 30 pesawat latih Jet MIG-15 UTI, 49 pesawat baru sergap MIG-17, 10 pesawat buru sergap MIG-19 dan 2 pesawat buru sergap supersonic MIG-21.

Dari jenis pesawat pengebom, terdapat sejumlah 22 pesawat pembom ringan IL-28, 14 pesawat pembom jarak jauh TU-16B, dan 12 pesawat TL-16 KS yang dilengkapi dengan persenjataan peluru kendali (rudal) Air to Surface jenis AS-1 Kennel. Sementara dari jenis pesawat angkut terdapat 26 pesawat angkut ringan jenis IL-14 dan AQvia-14, 6 pesawat angkut berat jenis AN12B Antonov buatan Rusia dan 10 pesawat angkut berat jenis C-130B Hercules buatan Amerika serikat. Di samping itu, pesawat-pesawat bekas peninggalan Belanda yang dalam keadaan siap operasi terdapat 8 pesawat pengebom serbu jenis B-25/B-26, 12 pesawat pemburu jenis P-51 Mustang dan 24 pesawat angkut ringan C-47 Dakota. Beberapa unit radar Nysa BC/P-30 buatan Polandia telah terpasang di berbagai lokasi di kepulauan Maluku dalam rangka persiapan perjuangan pembebasan Irian Barat. Kekuatan AURI sedahsyat itu secara berangsur-angsur sebagian besar telah digeser ke wilayah Indonesia bagian timur dalam rangka “prepositioning� dan “prestocking� kekuatan ke pangkalan-pangkalan depan, antara lain Makassar, Morotai Ambon, dan Letfuan/Langgur (Kepulauan Kai).

Baca Selengkapnya...

Apa yang Anda ketahui tentang Piala Sudirman Cup?


Piala sudirman (Sudirman Cup) diambil dari nama dari mantan pebulutangkis Indonesia, Dick Sudirman (29 April 1922- 10 Juni 1986). Beliau adalah perintis Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dan menjadi ketua PBSI selama 22 tahun (1952-1963 dan 1967-1981). Beliau juga pernah menjabat sebagai Wakil Presiden IBF pada tahun 1975.

Piala Sudirman adalah turnamen champion bulutangkis tim campuran. Diadakan setiap 2 tahun sekali. Ada 5 pertandingan dalam setiap ronde: tunggal putra dan putri, ganda putra dan putri dan ganda campuran.

Turnamen Piala Sudirman pertama kali diadakan di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia pada tanggal 24-29 Mei 1989.
Dalam turnamen Piala Sudirman ini tidak ada hadiah berupa uang, dimana pebulutangkis bermain mewakili negaranya masing-masing untuk mendapatkan rangking poin dalam urutan rangking dunia bulutangkis.

Piala sudirman adalah satu-satunya kompetisi internasional yang tidak ada babak kualifikasi. Tim yang bertanding dibagi menjadi 7 grup berdasarkan peforma mereka masing-masing. Hanya tim yang di grup 1 akan memiliki kesempatan untuk mengangkat piala tersebut, sedangkan tim yang di grup lain memperjuangkan promosi mereka. Tim yang paling bawah dalam grup akan di relegasi ke grup yang lebih bawah, kecuali grup final.

Indonesia memenangkan piala sudirman pada tahun 1986. Melalui sejarah turnamen piala sudirman hanya empat negara yang berhasil mencapai semifinal pada semua turnamen piala sudirman yaitu: Indonesia, korea selatan, china dan denmark. China meraih 5 kali menang, diikuti Korea Selatan 4 kali, dan Indonesia 1 kali menang.

Tropi Piala Sudirman

Tinggi piala sudirman 80 cm. Terbuat dari 22 karat (92%) emas campuran perak solid. Bentuk badan piala sudirman adalah octagonal bagian bawah piala terbuat dari kayu jati. Bentuk badan piala adalah berbentuk shuttlecock dan bagian atas berbentuk replika candi borobudur. Gagang piala berbentuk stamens, sebagai simbol bibit dari bulutangkis.

Piala tersebut dibuat perusahaan ahli perak dari Bandung seharga 15.000 US dollar.

Salam Bulu-Tangkis }>D

Baca Selengkapnya...